Minggu, Mei 01, 2011

Palestina Merdeka!

Gemuruh demonstrasi terus semarak di setiap sudut di negeri ini. Demonstrasi yang bukan sebatas lokal-nasional, namun berskala global. Sebuah demonstrasi untuk menyuarakan adanya penindasan di wilayah Jalur Gaza yang sejatinya juga penindasan di tanah Palestina. Demonstrasi untuk menentang kezaliman sebuah entitas yang mendirikan negara di atas tangis pilu dan kematian beratus-ratus nyawa. Di negeri jauh itu telah nyata adanya penjajahan. Di negeri ini, demonstrasi ingin membebaskan negeri jauh itu untuk akhirnya menggenggam kemerdekaan.

Demonstrasi di negeri ini adalah kesatuan dari jiwa seluruh penghuni bumi. Hampir mayoritas di negeri manapun, demonstrasi menggelegar dan bersuara: Palestina merdeka sesaat lagi. Jika kini pesawat tempur dan tank Israel membombardir wilayah Jalur Gaza, itu hanyalah detik-detik kekalahan negeri Zionis yang telah menindas rakyat Palestina bertahun-tahun. Israel pastilah akan remuk redam di tengah keberadaban zaman. Jika mau dikata, perilaku Israel adalah perilaku primitif yang memalukan dalam panggung sejarah. Negeri yang membanggakan kekuatan senjata militer untuk dipertontonkan di tanah Palestina itu sepertinya perlu belajar menghargai manusia lainnya.

Kini tak ada lagi yang tersembunyi. Yang benar telah tampak di permukaan, yang salah akan tenggelam. Dunia bukanlah hegemoni satu negara, tapi sebuah tatanan yang berkeadilan untuk menjamin hidup setiap bangsa. Ketika kemerdekaan Palestina dinantikan, sejatinya tak perlu memakan waktu lama. Keadilan dan kebenaran harus berani tampil di muka berhadapan dengan kezaliman dalam beragam bentuk entitasnya. Berani melawan Israel dan juga AS jika memang kedua negara itu memperlihatkan kezaliman. Palestina tentu saja berhak merdeka dan alangkah naifnya jika kita tak selekas mungkin mewujudkannya.

Namun, tak ada lagi harapan ketika fakta sejarah justru menampakkan ketidakberdayaan. Kini kita memang menentang penindasan Israel atas Palestina, tapi esok hari telah lupa dari ingatan. Ketika Israel melakukan penyerangan lagi di tanah Palestina, kita pun disadarkan kembali. Sungguh penderitaan rakyat Palestina adalah penderitaan yang panjang, tapi dunia masih mendiamkan ketidakmerdekaan Palestina bertahun-tahun lamanya. Apakah tragedi di Jalur Gaza akan terlupa? Di negeri jauh itu ada penjajahan dan penindasan bertahun-tahun lamanya. Dunia tentu saja tak layak membiarkannya. Saatnya menjemput takdir kemerdekaan tanah yang ditaklukkan Zionis Israel: Palestina!

HENDRA SUGIANTORO

Pekerja media di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)

SURAT SANG MUJAHIDAH DARI BUMI PALESTINA KEPADA PARA AKHAWAT DI INDONESIA

Bismillahirrahmanirrahim

Saudari-saudariku para muslimah di Indonesia…
Aku sampaikan salam penghormatanku untuk kalian, salam penghormatan Islam yang agung:
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakatuh,
Amma ba’du…

Kami adalah saudari-saudari muslimah kalian di Palestina. Kami tumbuh di medan ribath dan jihad. Dan kami selalu berusaha untuk berpegang teguh pada agama kami yang agung, serta mendidik anak-anak kami untuk itu. Karena berpegang teguh pada agama Islam adalah (satu-satunya) tali keselamatan, berdasarkan Firman Allah Ta’ala dalam Surah Ali Imran:

“Dan barang siapa yang menginginkan selain Islam sebagai agama, maka itu tidak akan diterima darinya, dan kelak di akhirat ia termasuk orang-orang yang merugi.”

Karena itu, kami selalu berusaha untuk komitmen dengan al-Qur’an dan keislaman kami. Dan seperti itu pula komitmen pemerintahan Islam kami untuk menumbuhkan sebuah generasi yang selalu menjaga al-Qur’an, serta melahirkan ribuan penghafal Kitabullah di setiap tahunnya.

Dari bumi Palestina,medan ribath ini, kami mengirimkan surat persaudaraan dari lubuk hati yang dipenuhi cinta kepada saudari-saudari kami di Indonesia. Melalui surat ini, kami haturkan rasa terima kasih kepada semuanya atas sikap dan dukungan mereka untuk anak-anak bangsa Palestina kami.

Melalui surat ini juga, kami mendorong mereka untuk selalu mentarbiyah anak-anak mereka dengan tarbiyah Islamiyah dan komitmen dengan Syariat Allah; karena dalam itu semua terdapat pembinaan terhadap ruh dan jiwa, serta keteladanan terhadap akhlak Rasul kita yang mulia Shallallahu ‘ALaihi wa Sallam dan para sahabatnya yang mulia. Perhatikanlah sahabat mulia, ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu ketika mengatakan:

“Janganlah seorang dari kalian meminta dari dirinya selain al-Qur’an. Sebab jika ia mencintai al-Qur’an dan mengaguminya, niscaya ia akan mencintai Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Namun jika membenci al-Qur’an, maka ia akan membenci Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.”

Karena itu, siapakah di antara kita yang dapat menerima dirinya atau anak-anaknya menjadi orang yang benci kepada Allah dan Rasul-Nya yang kelak akan memberi syafaat kepada kita di hari kiamat?
Itulah sebabnya, saya membisikkan ke telinga saudara-saudara kami tercinta, kaum muslimin di manapun berada: “Kalian harus terus mempelajari dan menghafalkan al-Qur’an, serta berpegang teguh dengan ajaran-ajaran Islam. Sebab sesungguhnya siapapun yang menginginkan kemuliaan dengan Islam, niscaya Allah akan memuliakannya. Namun siapa yang mencari kemuliaan dengan selain Islam, niscaya Allah akan menghinakannya.”

Semoga Allah selalu memberikan taufiq-Nya untuk kalian untuk mengikuti apa saja yang dicintai dan diridhai-Nya.

Saudari-saudarimu, para muslimah yang sedang berjihad di bumi Palestina

Dari Indonesia untuk (anak) Palestina

Ditulis oleh N. Imam Akbari
Sejak awal, program SOS (Sympathy of Solidarity for Palestine) diinisiasi ACT adalah memberikan fokus utama pada sasaran penerima manfaat anak - anak. Program ini bertujuan memberikan dukungan pada anak - anak Palestina untuk tetap tegar dan bersemangat menatap masa depan mereka meski harus kehilangan orang tua, sanak saudara maupun harta benda sekalipun. Bantuan yang diberikan terutama berupa paket pangan dengan tajuk Food for Palestine. Program SOS bersifat regular, tak hanya disalurkan pada saat genting seperti saat ada bombardir Palestina dan Lebanon pada 2006 dan bombardemen Gaza 2009 tapi juga pada saat Ramadhan, Lebaran dan waktu lainnya secara berkala. Di antara anak - anak tersebut adalah anak yatim (dan piatu). Tak hanya anak - anak Palestina yang berada di wilayah Palestina tetapi juga mereka yang berada di kamp pengungsi di Lebanon dan Jordan. Di Jordan ada 13 titik kamp yang menjadi tempat tinggal para keluarga Palestina yang terusir dari tanahnya sejak tahun 1948. Tak hanya itu, para korban yang dirawat di RS di Jordan dan Mesir juga menjadi penerima manfaat bantuan amanah dari seluruh masyarakat Indonesia.


Sesungguhnya Palestina merupakan permasalahan multidimensional yang membutuhkan solusi yang bersifat holistik dan komprehensif serta membutuhkan dukungan dari segenap elemen masyarakat dunia, termasuk lembaga swadaya masyarakat. Di ranah sosial dan kemanusiaan inilah ACT sebagai Lembaga kemanusiaan yang independen mengambil peranan. ACT memandang permasalahan ini dari kacamata kemanusiaan di mana ada nilai-nilai humanis dan norma-norma sosial yang tercabut dari akarnya di tanah Palestina. Dalam konteks bencana kemanusiaan, terdapat fakta bahwa rakyat sipil Palestina terutama anak - anak menjadi korban paling menderita dan harus mendapat bantuan dari berbagai pihak untuk dapat bangkit dan menjalankan kehidupannya secara layak seperti anak - anak di belahan dunia lainnya.


Pemborbardiran Gaza di akhir 2008 hingga memasuki 2009 menjadi perhatian khusus buat kami. Tak hanya berhenti dengan bantuan pangan untuk anak dan keluarga Palestina, ACT pun turut ambil bagian dalam recovery Gaza. Selain telah menandatangani MoU denga JEA (Jordan Engineers Association) ACT pun bergabung dalam konsorsium The Arab & International Commission to Build Gaza yang memiliki tajuk TOGETHER TO BUILD GAZA. ACT berencana membangun fasilitas pemulihan anak Gaza bersama dengan para mitra ACT dari berbagai belahan dunia.



Kehadiran ACT memenuhi undangan di berbagai event internasional bertema Palestina setidaknya memiliki 3 tujuan besar. Pertama adalah sebagai bentuk dukungan ACT pada anak-anak Palestina untuk mendapatkan hak-haknya sebagaimana anak pada umumnya. Kedua, sebagai bentuk implentasi visi lembaga ACT berkeinginan kuat untuk bisa berkontribusi lebih optimal sebagai jembatan kepedulian bertaraf internasional. Ketiga adalah memperkuat jejaring kemitraan lembaga di tingkat global baik untuk kepentingan penguatan basis dukungan masyarakat dunia maupun untuk kerjasama implementasi program di berbagai belahan dunia.


Dalam hal ini, ACT secara informal telah mentasbihkan diri sebagai salah satu duta bangsa untuk kemanusiaan di kancah global. Merupakan sebuah kehormatan bagi ACT dan segenap stakeholdernya bahwa ACT dapat berkontribusi dalam permasalahan Palestina. Sungguh hal ini tak akan menyurutkan perhatian kami terhadap permasalahan kemanusiaan di dalam negeri. Tetapi sebaliknya justru menyemangati dan menginspirasi kami untuk senantiasa terus dapat memberikan yang terbaik untuk sesama di manapun mereka berada. Dan karena kepedulian tak pernah mengenal sekat geografis dan tabir nasionalis, maka dengan sepenuh hati kami pancangkan tekad setingginya : dari Indonesia untuk (Anak) Palestina! (*)